Kontroversi Rekrutmen Eks Pegawai Lion Air oleh Garuda

lion airlion air

Perekrutan 14 mantan pegawai dari Lion Air Group oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah menjadi sorotan publik. Perihal tersebut setelah informasi mengenai gaji mereka yang mencapai puluhan juta rupiah tersebar luas di media sosial. Aksi tersebut menimbulkan reaksi keras dari kalangan serikat pekerja Garuda yang merasa keberatan dengan keputusan manajemen perusahaan.

Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Sekarga) mengirimkan surat protes kepada manajemen Garuda. Mereka menuntut agar direksi perusahaan segera menonaktifkan mantan pegawai Lion Air yang kini menjabat sebagai direksi di Garuda. Dalam surat tersebut, Sekarga mengungkapkan bahwa mereka merasa keputusan untuk merekrut eks pegawai maskapai saingan Garuda ini mengabaikan rekam jejak dan pengalaman yang diperlukan oleh Garuda, yang saat ini sedang berjuang untuk memulihkan kinerjanya setelah beberapa tahun mengalami kesulitan finansial dilansir dari Slot Gacor.

Isu gaji yang diterima juga memicu kekecewaan di kalangan pegawai Garuda yang merasa bahwa keputusan tersebut tidak adil. Gaji yang dilaporkan untuk posisi-posisi tersebut mencapai puluhan juta rupiah. Keputusan yang dianggap tidak sebanding dengan situasi keuangan perusahaan Garuda yang masih dalam masa pemulihan.

Baca juga : Chika Kinsky dan Pengakuan Hubungan dengan Yumi.

Aksi protes ini semakin viral setelah sejumlah video dan postingan di media sosial yang mengkritik keputusan manajemen Garuda Indonesia tersebar. Sebaliknya Banyak pihak yang mempertanyakan apakah langkah tersebut merupakan keputusan yang tepat, mengingat situasi Garuda yang tengah berusaha untuk bangkit dari krisis.

Pihak manajemen Garuda Indonesia belum memberikan tanggapan resmi terkait surat protes tersebut. Namun, beberapa pihak dalam perusahaan menganggap bahwa langkah merekrut mantan pegawai Lion Air merupakan bagian dari upaya untuk membawa Garuda kembali ke jalur yang tepat dengan memanfaatkan pengalaman yang dimiliki oleh para eksekutif yang direkrut dari pesaingnya.

Keputusan ini pun menambah ketegangan antara manajemen Garuda dengan serikat pekerja. Keputusan yang sebelumnya juga sempat menyoroti masalah kebijakan lainnya yang dianggap merugikan karyawan. Dalam hal ini, Sekarga menyarankan agar Garuda lebih berhati-hati dalam memilih eksekutif yang akan mengisi posisi penting, serta memastikan bahwa keputusan tersebut tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi juga membawa manfaat bagi perusahaan secara keseluruhan.

Sebagai informasi, Garuda Indonesia sedang berusaha untuk mengatasi tantangan besar dalam bisnis penerbangan domestik dan internasional. Diutamakan dengan adanya persaingan ketat dengan maskapai penerbangan lain. Namun, kontroversi seperti ini bisa menjadi tantangan tambahan bagi manajemen dalam memperbaiki citra Garuda di mata publik serta karyawan internalnya.

Ke depannya, bagaimana manajemen Garuda Indonesia merespons protes ini akan sangat menentukan arah perusahaan, apakah akan lebih transparan dalam mengambil keputusan, atau tetap menjalankan kebijakan yang berisiko menimbulkan ketegangan lebih lanjut dengan serikat pekerja dan masyarakat.