Penarikan suplemen penurun kolesterol jahat di Jepang yang di duga dapat mengakibatkan orang yang mengkonsumsi tersebut mengalami masalah di ginjal. Perusahaan dari suplemen ini pun sedang menyelidiki penyebab dari masalah tersebut. Produk dari suplemen ini dapat di beli tanpa resep dokter dan di jual bebas di toko obat.
Sebelumnya sudah ada 106 orang yang telah di rawat di rumah sakit dan masih ada yang jatuh sakit karena mengkonsumsi suplemen tersebut. Setelah Penarikan Suplemen ini masih juga bertambah lima orang korban yang sudah meninggal dunia. Yang di ketahui setelah mengkonsumsi suplemen kesehatan Jepang tersebut. Adapun suplemen tersebut di gunakan untuk menurunkan kolesterol jahat.
Kobayashi juga sempat di kecam lantaran tidak segera memberikan pengumuman masalah yang sudah di ketahui secara internal sejak bulan Januari. Beliau juga menyampaikan penyesalan sebesar-besarnya kepada para korban yang sudah meninggal dan sakit karena mengkonsumsi suplemen itu . Dan juga kepada para anggota keluarga korban. Ia juga meminta maaf atas kendala yang di timbulkan kepada semua industri makanan kesehatan dan profesi medis.
Korban yang dirawat sudah bertambah dan mencapai 114 orang. Setelah di ketahui mereka di rawat karena mengkonsumsi produk Benikoji Choleste Help untuk menurunkan kolesterol. Adapun kandungan dari produk yaitu benikoji yang merupakan sejenis jamur yang berwarna merah.
BACA JUGA : Penyakit Flu Singapura Menjadi Sorotan
Adapun produk dari perusahaan tersebut yang sudah di tarik dari pasaran tidak hanya suplemen saja tetapi juga ada sejumlah lusinan produk lain yang juga mengandung benikoji. Kementrian juga sudah memasang daftar di situs resmi nya yang berisi semua produk yang di tarik dari pasaran termasuk beberapa produk yang menggunakan benikoji sebagai bahan pewarna makanan.
Kementrian Jepang juga sudah memperingatkan bahwa angka kematian bisa terus bertambah. Suplemen tersebut masih bisa di beli bebas di toko obat tanpa menggunakan resep dokter dan ada juga beberapa wisatawan yang sudah sempat membeli tanpa mereka menyadari akan resikonya.