Adapun Longsor Di Bogor susulan yang terjadi itu pun merengut dua nyawa dari pekerja proyek. Pembangunan Proyek Tembok Penahan Tebing (TPT) pun di berhenti kan sementara karena terjadinya longsor. Pengerjaan pembangunan pun si berhenti kan sementara.
Adapun perubahan desain- desain yang dan lainnya juga dilakukan untuk menyesuaikan kondisi longsor. Pasca terjadinya longsor di Bogor adapun korban yang tewas bernama Dede dan Uus Rustandi sementara ada satu orang pekerja yang bernama Lik juga mengalami luka ringan.
Korban yang tewas atas nama Dede pun menghembuskan nafas terakhir setelah sempat di bawa ke Rumah Sakit Juliana. Kemudian korban berikutnya yang bernama Uus itu pun di temukan tiga jam setelah kejadian longsor. Dua pekerja yang tewas itu tidak dapat menghindar sehingga mereka yang tertimbun material longsoran. Jasad mereka pun di temukan di bawah timbunan longsor.
Longsor yang terjadi tidak hanya meruntuhkan proyek Penahan Tebing tersebut melainkan juga sejumlah makam juga ikut ter dampak. Bima yang selaku Walikota Bogor memerintahkan supaya jajaran nya untuk segera merelokasikan sejumlah makamnya yang jaraknya terhitung dekat dengan lokasi terjadinya longsor.
Baca Juga : Temuan PSI Soal Suara Yang Tidak Sah Pada Pileg 2024
Bima pun menjelaskan pembangunan proyek TPT di Kampung Tajur yaitu untuk membantu penanganan longsor beberapa waktu lalu. Di luar dari dugaan tebing setinggi 10 meter yang berada tepat di tepi kali pun kembali Longsor. Penahan Tebing itu di bangun supaya bisa mengatasi longsor dan di luar dugaan rupanya di bawah ada aliran kali Cibalok yang terdeteksi menggerus tebing.
Menurut beliau petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBS) dan aparatur wilayah telah di minta untuk terus memonitor lokasi longsor tersebut. Pemukiman warga yang terletak dekat dengan daerah longsor pun di kosongkan.