Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS ) Amalia Adininggar Widyasanti banyak bercerita tentang soal penggunaan data science untuk mengendalikan inflasi . Big data serta Artificial Intelligence dalam pengelolaan data khususnya di bidang Pertanian.
Meraih gelar sarjana nya dari Institut Teknologi Bandung yang akhirnya dia melanjutkan ke program magister, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengajak para muda mudi untuk belajar. Serta mendalami seluk beluk data science yang di butuhkan di masa depan dalam mengendalikan inflasi .
BPS berbagai lembaga penyedia, berusaha keras untuk meningkatkan kualitas dan juga berbagai varian data. Salah satu diantaranya menyediakan data pertanian dan beserta pangan.
Selain itu BPS juga punya data produksi terutama data padi yang menggunakan kerangka sampel area. Ini merupakan metodologi yang akan diperbaharui dan di tingkatkan kualitasnya. Supaya bisa memprediksi kan kapan padi tersebut akan di panen , dan juga perhitungan berapa jumlah produksi padi maupun gabah.
BACA JUGA : Kemegahan Masjid Sultan Omar Ali Saifudien
Di bulan November pihak BPS juga baru saja merilis data produksi jagung. Mereka juga menggunakan metodologi yang sama dengan yang kami gunakan untuk menghitung produksi padi.
Data yang di produksi oleh pihak BPS tiap bulan yang dimana ada tercakup data luas panen beserta produktivitas nya. Produksi oleh BPS yang menjadikan referensi untuk Bulog dalam menentukan berapa banyak jumlah beras yang akan di impor.
Kemudian data ini akan di gunakan Kementerian Pertanian, dalam menyalurkan sejumlah bibit ke petani, maupun subsidi pupuk yang di salurkan. Manfaat lain dari data produksi yaitu : sebagai dasar perhitungan berapa penyerapan gabah dari petani. Kemudian di gunakan untuk menghitung cadangan beras nasional.
Dengan perkembangan teknologi tentunya BPS juga harus update terhadap perkembangan teknologi. Salah satu teknologi yang di gunakan oleh BPS adalah teknologi remote sensing dan Artificial Intelligence. Dan yang di gunakan untuk menetapkan beberapa potensi dari lahan pertanian.